kinemaster.co.id – Xiaomi Mi 10 Ultra menjadi ponsel pertama di Dunia yang membawa teknologi pengisian super cepat dari Qualcomm. Lewat akun twitter resminya, Qualcomm mengkonfirmasi bahwa Mi 10 Ultra membawa teknologi Quick Charge 5 dengan dukungan output pengisian daya hingga 100W.
Teknologi Quick Charge 5 sendiri telah diperkenalkan sejak bulan lalu, dan Mi 10 Ultra menjadi ponsel pertama yang mengadopsi teknologi tersebut. Protokol teknologi ini mengacu pada USB Power Deliver Programmable Power Supply (USB PD-PPS), dan PMIC baru dari Qualcomm SMB1396 dan SMB1398 yang mana mendukung sistem baterai 2S.
Sekadar gambaran, baterai ponsel berukuran 4.500 mAh hanya butuh waktu 5 menit pengisian untuk mencapai 50% dari kapasitas 0. Qualcomm juga mengklaim teknologinya tersebut tidak akan merusak baterai. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa teknologinya tersebut dibekali alogaritma penghemat baterai terbaru dan Qualcomm Smart Identification of Adapter Capabilities. Oleh karena itu, teknologi ini diklaim memiliki efisiensi terbaik untuk saat ini.
Teknologi pengisian canggih
Xiaomi sendiri mengklaim jika Mi 10 Ultra hanya membutuhkan waktu 23 menit untuk mengisi daya dari 0 hingga 100%. Xiaomi telah berhasil merubah dua arus tegangan tinggi 20V/3A, menjadi dua arus tegangan rendah 10V/6A. Tegangan tersebut kemudian dikonversi lagi menjadi 10V/12A untuk mengisi dua buah baterai berukuran 2.250 mAh dengan tegangan 5V/12A.
Kolaborasi antara Xiaomi dengan Qualcomm ini juga disebut berhasil meningkatkan efisiensi konversi baterai hingga 98,5%. Lebih detailnya, Xiaomi menjelaskan jika desain baterai bernama ‘butterfly double string battery’ yang digunakan pada Mi 10 Ultra tersebut mirip dengan dua pasang baterai tradisional dengan dobel sel. Desain tersebut juga diklaim mampu meingkatkan kapasitas baterai tanpa harus memperbesar ukuran volume baterai.
Lebih lanjut lagi, Sel bateri tersebut juga disebut memiliki desain tab resistansi internal sangat rendah. Desain tersebut mampu mengurangi nilai resistansi internal hingga 36% jika dibandingkan dengan baterai tradisional, serta mampu mengurangi suhu selama pengisian hingga 4,8 °C. Xiaomi turut menambahkan material berbasis graphene baru yang disebut sangat konduktif terhadap elektroda positif baterai. Material dipercaya memiliki konduktivitas lebih baik dibanding bahan karbon hitam pada baterai tradisional.
Sistem keamanan berlapis
Selain itu, Xiaomi juga disebut turut menghadirkan teknologi pemantau voltase sel baterai bernama ‘baterai sense’. Teknologi ini mendeteksi voltase sebenarnya dari sel baterai secara akurat, serta menghindari kesalahan yang disebabkan oleh sirkuit perlindungan baterai. Xiaomi mengklaim Mi 10 Ultra hanya akan kehilangan 10% dari total kapasitas baterainya selama 800 kali siklus pengisian penuh.